Video Pembelajaran Fisika

Senin, 13 Mei 2019

Contoh PTK

Assalamualaikum semuanya, selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan.
hari ini saya akan membagikan contoh PTK, mungkin ini bisa menjadi referensi kakak-kakak semuanya.

Pengaruh Penggunaan Media LCD Proyektor terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran FISIKA kelas XI IPA di  SMA Negeri 4 Kerinci”.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas. Upaya peningkatan kualitas manusia ditujukan untuk mewujudkan kader-kaderbangsa yang akan melaksanakan pembangunan di masa mendatang.Kader-kader bangsa yang berkualitas atau dikenal dengan istilah sumber daya manusia inilah yang menentukan keberhasilan pembangunan. Untuk itu, salah satu cara menciptakan sumber daya manusia  yang berkualitas adalah melalui pendidikan.
Pendidikan diharapkan dapat membentuk manusia yang mampubertahan dalam menghadapi era globalisasisaat ini. Namun pada kenyataannya, pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas individumengalami permasalahan di Indonesia.  Permasalahan tersebut yaitu rendahnya mutupendidikan yang disebabkan oleh pembelajaran yang belum efektif. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional  Pendidikan pada pasal 19 ayat 1, yang menyatakan bahwa:
Proses pembelajaran padasatuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

      Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan salah satu pendidikan formal dan sekaligus merupakan sub sistem dari sistem pendidikan nasional. Untuk itu Sekolah Menengah Atas menyelenggarakan program pendidikan untuk beberapa jenis pendidikan umum. SMA merupakan lembaga pendidikan dengan  tujuan untuk meningkatkan kecerdasan pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Sehubungan dengan tujuan di atas, maka upaya yang dilakukan pemerintah dengan pihak sekolah serta lembaga-lembaga terkait yaitu dengan merancang sebuah pelaksanaan pembelajaran mengacu kepada terciptanya kurikulum terstruktur dalam rangka tercapainya tujuan pendidikan  dimaksud.
      Salah satu SMA yang ada di Kabupaten Kerinci adalah SMAN 4 Kerinci, memiliki jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Terkait dengan itu, penulis dapat melihat permasalahan yang terjadi  pada satu mata pelajaran yang ada di IPA, yaitu mata pelajaran adalah FISIKA, dan salah satu permasalahannya adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas X SMAN 4 Kerinci pada matapelajaran Fisika, datanya sebagai berikut (lihat Tabel 1).
Tabel 1.Ketuntasan Nilai Mata Pelajaran FISIKA Kelas XI IPA TA 2017/2018
Nilai KKM
XI IPA 1
Persentase
XI IPA 2
Persentase
 75
16
45,7%
20
57,1 %
< 75
19
54,3%
15
42,9%
Jumah
35
100%
35
100%
Sumber: Guru Mata Pelajaran Mekanika Teknik SMA  Negeri 4 Kerinci
Berdasarkan data di atas, terlihat dari kedua kelas menunjukkan jumlah siswa yang tuntas memiliki rata-rata persentase di bawah 50 % dan dapat diasumsikan bahwa masih banyak siswa yang memperoleh hasil belajar di bawah KKM. Hasil belajar siswa yang rendah dapat disebabkan oleh beberapa hal, dimulai dengan guru yang belum memotivasi siswa, siswa yang tidak berminat untuk mengikuti pembelajaran dan media yang digunakan oleh gurubelum menarik perhatian siswa sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif. Guru yang berperan sebagai fasilitator sangat berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pembelajaran dan guru sebaiknya mampu melaksanakan proses pembelajaran bervariasi dengan menggunakan metode dan media pembelajaran.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, metode yang sering diterapkan oleh guru sampai saat ini yaitu metode ceramah. Dimana dalam metode ini guru berperan sebagai pemindah informasi dan siswa sebagai pendengar yang bersifat pasif selama proses pembelajaran berlangsung. Metode ini menjadikan siswa terbiasa untuk mencatat dan hanya mendengarkan guru menjelaskan materi pelajaran sehingga siswa tidak dapat memahami materi lebih dalam. Penggunaan metode dan media dalam pembelajaran yang belum baik, dapat menyebabkan minat siswa menurun untuk mengikuti pelajaran dan berakibat rendahnya motivasi belajar siswa. Kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep materi yang dipelajari menyebabkan banyak dari siswa mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan atau soal yang bersifat pemahaman konsep. Hal ini berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran, karena media dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa. Menurut Sudjana (2007:6) “Salah satu peran media dalam proses pembelajaran adalah sebagai alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran”. Media pembelajaran yang baik adalah media yang dapat mengkonkretkan materi yang akan dipelajari sehingga dapat dipahami siswa dengan mudah. Dari penjelasan diatas, salah satu cara yang dianggap dapat mengefektifkan proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan media Liquid Crystal Display (LCD) Proyektor dengan tampilan PowerPoint maupun video.
         Pada mata pelajaran Fisika, penggunaan LCD proyektor dapat digunakan untuk menampilkan materi pembelajaran yang ada, yaitu elemen-elemen struktur, faktor yang mempengaruhi struktur bangunan berdasarkan kriteria desain dan pembebanan. LCD proyektor yang digabungkan dengan powerpoint dapat menampilkan huruf-huruf yang menarik, gambar yang lebih konkret, animasi maupun video yang berhubungan dengan pembelajaran, sehingga bahan ajar Fisika dapat tervisualisasikan dengan baik, materi pelajaran lebih konkret dan tidak mengandung verbalisme (hanya melalui kata-kata).
Pemanfaatan media merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru sebagai fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Menurut Gulo (2002: 9) “Keberhasilan program pengajaran tidak tergantung dari canggih atau tidaknya media yang digunakan, tetapi dari ketepatan dan keefektifan media yang digunakan oleh guru”. Oleh karena itu, guru perlu mempelajari bagaimana menerapkan media pembelajaran yang cocok agar dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan observasi awal, untuk pemanfaatan media LCD proyektor di SMA Negeri 4 Kerinci  Kelas XI pada Jurusan IPA tergolong rendah. Penggunaan untuk tahun ajaran 2017/2018 pada semester satu, dari 20 unit LCD proyektor yang tersedia,hanya dua orang guru mata pelajaran Fisika yang memanfaatkan media ini. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran Fisika dapat disimpulkan bahwa alasan yang membuat guru tidak memanfaatkan media LCD proyektor yaitu kurangnya pemahaman guru tentang media ini. Selain itu, guru juga belum memahami cara pembuatan unsur media powerpointdengan tampilan menarik yang dikombinasikan dengan gambar, video maupun animasi. Hal tersebut membuktikan bahwa penggunaan media pembelajaran masih kurang dan beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya yaitu keterbatasan kemampuan guru terhadap perkembangan teknologi dan persiapan yang memakan waktu lama. Permasalahan itu dapat teratasi,jika setiap guru telah mempunyai pengetahuan dan keterampilan mengenai penggunaan media pembelajaran khususnya media LCD proyektor dengan tampilan powerpoint maupun video.
Sehubungan dengan permasalahan di atas,maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media LCD Proyektor terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran FISIKA kelas XI IPA di  SMA Negeri 4 Kerinci”.

1.2  Rumusan Masalah
Sesuai dengan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah daripenelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh penggunaan media LCD proyektor terhadap hasil belajar Mata Pelajaran FISIKA kelas XI IPA di  SMA Negeri 4 Kerinci?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media LCD proyektor terhadap hasil belajar Mata Pelajaran Fisika kelas XI IPA di  SMA Negeri 4 Kerinci.
 1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1.      Sebagai bahan masukan bagi guru mata pelajaran FISIKA di SMA Negeri 4 Kerinci dalam memilih media pembelajaran yang efektif untuk diterapkan dalam proses pembelajaran.
2.      Sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya, untuk melakukan penelitian mengenai media pembelajaran yang menarik.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA


2.1  Pengertian Belajar
Belajar ialah usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Hilgard dalam Suyono dan Hariyanto (2012: 12) “Belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran, dan lain-lain sehingga terjadi perubahan dalam diri”. Selain itu Suyono (2012: 13) menyatakan bahwa “Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara peserta didik dengan sumber-sumber atau objek belajar, baik yang secara sengaja dirancang maupun yang secara tidak sengaja dirancang tetapi dimanfaatkan”.
Djamarah (2010: 38) menyatakan bahwa “Belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar”. Setelah paradigma pembelajaran berkembang, belajar dimaknai sebagai kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman. Menurut James L. Mursell dalam Sagala (2012: 13) “Belajar adalah upaya yang dilakukan dengan mengalami sendiri, menjelajahi, menelusuri dan memperoleh sendiri”. Sejalan dengan itu Thorndike dalam Sagala (2012: 51) menyatakan bahwa “Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap”. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan pengetahuan, sikap, perilaku, kebiasaan, kecakapan, keterampilan dan kepribadian yang terjadi sebagai akibat interaksi dengan lingkungan seperti guru, bahan belajar dan lain-lain.



2.2  Pengertian Media Pembelajaran
Media berarti perantara atau pengantar. Sadiman dalam Kustandi dan Sutjipto (2011: 7)menyatakan bahwa “Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan”. Menurut Briggs dalam Arif, dkk (2009: 6) “Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar”. Selain itu, Gerlach dan Ely dalam Azhar (2008: 3) menyatakan bahwa “Media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun suatu kondisi atau membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap”. Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Dapat disimpulkan bahwa media adalah alat atau perantara yang digunakan untuk menyampaikan informasi. 
Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah. Corey dalam Sagala (2012: 61) menyatakan bahwa “Konsep pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan”. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 297) “Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”.
UUSPN Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses pembelajaran dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna.
 Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana yang digunakan oleh guru untuk membuat siswa lebih aktif berfikir dan meningkatkan kegiatan pembelajaran.
 Kontribusi media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton dalam Daryanto (2011: 5) adalah sebagai berikut.
a.       Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.
b.      Pembelajaran dapat lebih menarik.
c.       Pembelajaran lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar.
d.      Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
e.       Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
f.       Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan.
g.      Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan.
h.      Peran guru mengalami perubahan ke arah positif.
 Menurut Kustandi (2011: 21) “Media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, memadatkan informasi, serta membangkitkan motivasi dan minat siswa dalam belajar”. Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Levie dan Lentz dalam Kustandi dan Sutjipto (2011: 21-22) mengemukaan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual yaitu:
a.       Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
b.      Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar.
c.       Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d.      Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

Menurut Kemp dan Dayton dalam Kustandi dan Sutjipto (2011: 23), media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan maupun kelompok yaitu (1) memotivasi minat atau tindakan (2) menyajikan informasi dan (3) memberi instruksi.
Dari pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi utama media adalah memotivasi siswa dan meningkatkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran karena adanya visualisasi yang terkandung di dalam media.
Sudjana dan Riva’i dalam Kustandi (2011: 25) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu sebagai berikut:
a.       Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
b.      Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
c.       Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran
d.      Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga akivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan memerankan.
Encyclopedia of Educational Research dalam Kustandi (2011: 25), merincikan manfaat media pembelajaran, sebagai berikut.
a.       Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, sehingga mengurangi verbalisme.
b.      Memperbesar perhatian siswa.
c.       Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, sehingga membuat pelajaran lebih mantap.
d.      Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa.
e.       Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup
f.       Membantu tumbuhnya pengertian yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
 Dari uraian dan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses pembelajaran adalah memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar serta meningkatkan proses dan hasil belajar.
2.3  Liquid Crystal Display (LCD) Proyektor
2.3.1        Pengertian LCD Proyektor
     Daryanto (2011: 123) menyatakan bahwa “Media LCD proyektor adalah sebuah alat proyeksi yang mampu menampilkan unsur-unsur media seperti gambar, teks, video, animasi, baik secara terpisah maupun gabungan dan dapat dikoneksikan dengan perangkat elektronika lainnya seperti laptop”. Menurut Maria (2010) “LCD proyektor merupakan salah satu jenis proyektor yang digunakan untuk menampilkan video, gambaratau data dari komputer pada sebuah layar atau sesuatu dengan permukaan datar seperti tembok, dsb. Proyektor jenis ini merupakan jenis yang lebih modern dan merupakan teknologi yang dikembangkan dari jenis sebelumnya dengan fungsi sama yaitu Overhead Projector (OHP) karena pada OHP datanya masih berupa tulisan pada lembaran bening.LCDproyektor biasanya digunakan untuk menampilkan gambar pada presentasi, pembelajaran atau perkuliahan.
2.3.2        Pembelajaran Menggunakan Media LCD Proyektor
Pembelajaran menggunakan media LCD Proyektor merupakan proses pembelajaran yang menggunakan LCD proyektor sebagai media pembelajaran. LCD proyektor saat ini banyak dipakai sebagai proyeksi layar komputer maupun notebook atau laptop. Laptop yang dipadukan dengan Proyektor dapat dijadikan media pembelajaran yang cukup menarik. Tampilan yang dihasilkan pada layar yang cukup lebar antara 2 x 2 meter, sangat cocok digunakan untuk kelompok besar atau kelas yang siswanya banyak. Perpaduan antara laptop dengan LCD proyektor dapat menyajikan pesan atau materi pembelajaran sesuai desain/ rancangan yang telah disiapkan. Desain pesan dapat berwujud: Audio, Visual Diam, Visual Gerak, atau Audio Visual Gerak. Dengan tampilan penuh warna (full color) sangat menarik minat dan perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam Proses pembelajaran, LCD proyektor digunakan sebagai media pembelajaran yang digunakan untuk memproyeksikan materi pelajaran yang dibuat padaMicrosoft Office PowerPoint yang terdiri dari beberapa slide. Pembelajaran menggunakan media LCD Proyektor diterapkan pada kelas eksperimen.
2.3.3        Kelebihan dari Media LCDProyektor
           Beberapa kelebihan dari media LCD Proyektor jika dilihat dari segi penggunaannya dalam suatu pembelajaran yang dipakai oleh seorang guru, yaitu:
1)      Guru lebih mudah menyampaikan materi tanpa harus menggunakan papan tulis.
2)      Guru lebih mudah berinteraksi dengan muridnya.
3)      Pembelajaran lebih menarik dan interaktif, terciptanya suasana yang mendukung siswa untuk mengekspresikan pemahamannya mengenai konsep pelajaran.
4)      Guru pun lebih mudah mengevaluasi segala bentuk aktivitas pembelajaran yang ada di kelasnya sehingga proses pembelajaran dapat ditingkatkan.
2.3.4        Kekurangan dari Media LCD Proyektor
Berikut ini merupakan kekurangan dari media LCD Proyektor jika dilihat darisegi penggunaannya dalam suatu pembelajaran yang dipakai oleh seorang guru, yaitu:
1)      Banyak guru lebih tergantung dengan media ini bahkan dijadikan sebagai kambing hitam sehingga mereka malas atau bahkan tidak mau menuliskan materi di papan tulis khususnya kasus teori hitungan.
2)      Selain materi pelajaran yang berbasis hitungan pun, terdapat masalah juga pada materi yang tidak menggunakan hitungan, karena materi yang diberikan oleh guru malah banyak yang berasal dari meng-copy-paste dari suatu sumber dan tidak mau mengolahnya kembali, sehingga membuat materi yang ditampilkan terlalu sulit untuk dipelajari siswa.
3)      Penggunaan media LCD dalam proses pembelajaran memerlukan waktu yang lama untuk mempersiapkan media tersebut.
4)      Memerlukan sumber listrik untuk mengoperasikannya.

2.3.5        Manfaat Media Pembelajaran LCD Proyektor
1)      Mengkonkretkan konsep-konsep yang abstrak.
2)      Menghadirkan objek-objek yang tidak terdapat dilingkungan belajar.
3)      Menampilkan objek yang terlalu besar.
4)      Memperlihatkan objek yang terlalu cepat maupun lambat.
2.3.6        Karakteristik Media LCD Proyektor
1)      Bersifat linier.
2)      Menyajikan visual yang dinamis.
3)      Digunakan dengan cara yang telah ditentukan sebelumnya oleh perancang.
4)      Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau abstrak.
5)      Dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif.
6)      Berorientasi pada guru.
Gambar 1. Media LCD Proyektor
2.3.7        Kegunaan LCD Proyektor dalam Pembelajaran Mekanik Teknik
Tujuan penggunaan media LCD Proyektor adalah sebagai media pembelajaran dalam menyampaikan materi fisika dalam bentuk powerpoint dan mempermudah guru dalam menyampaikan materi.. Melalui media LCDproyektor siswa dapat menyaksikan materi dalamteks berwarna, gambar maupun video yang lebih menarik dan tidak terpaku oleh buku saja. Media LCD proyektor diharapkan dapat membangkitkan minat siswa dalam belajar dan meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar.
2.4  Pengertian PowerPoint
Sanaky (2009) menyatakan bahwa Microsoft PowerPoint adalah program aplikasi presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office program komputer dan tampilan ke layar dengan menggunakan bantuan LCDproyektor. Tampilan media powerpoint membantu guru untuk mempresentasikan materi ajar kepada siswa agar lebih mudah dalam mentransfer ilmunya melalui presentasi yang diberikan oleh seorang guru kepada anak didiknya di kelas. Disamping memudahkan seorang guru menguasai kelas dan membantu anak–anak didik untuk tetap fokus dengan apa yang diterangkan oleh seorang guru. Menurut Jelita (2010) Microsoft PowerPoint adalah suatu software yang akan membantu dalam menyusun sebuah presentasi yang efektif, profesionaldan juga mudah. Powerpoint adalah alat bantu presentasi, biasanya digunakan untuk menjelaskan suatu hal yang dirangkum dan dikemas dalam slide powerpoint. Sehingga pembaca dapat lebih mudah memahami penjelasan kita melalui visualisasi yang terangkum di dalam slide.
Menurut Sanaky (2009), Microsoft PowerPoint memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
a.       KelebihanMicrosoft PowerPoint antara lain:
1)      Praktis, dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas.
2)      Memberikan kemungkinan tatap muka dan mengamati respons siswa.
3)      Memiliki variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak membosankan.
4)      Dapat menyajikan berbagai kombinasi clipart, picture, warna, animasi dan suara, sehingga membuat siswa lebih tertarik.
5)      Dapat dipergunakan berulang-ulang.
b.      Microsoft PowerPoint juga memiliki kekurangan diantaranya adalah:
1)      Pengadaannya mahal dan tidak semua sekolah dapat memiliki.
2)      Tidak semua materi dapat disajikan menggunakan powerpoint.
3)      Membutuhkan keterampilan khusus untuk menuangkan pesan atau ide-ide yang baik pada desain program komputer microsoftpowerpoint sehingga mudah dicerna oleh penerima pesan.
4)      Memerlukan persiapan yang matang, bila menggunakan teknik-teknik penyajian (animasi) yang kompleks.
2.5  Metode Ceramah dalam Pembelajaran
a.      Kelebihan dan Kekurangan Metode Ceramah
Menurut Gulo (2002: 137) metode ceramah adalah metode pengajaran yang sangat sederhana”. Kelebihan metode ceramah adalah sebagai berikut:
1)      Hemat dalam penggunaan waktu dan alat.
2)      Mampu membangkitkan minat dan antusias siswa.
3)      Membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan mendengarnya.
4)      Merangsang kemampuan siswa untuk mencari informasi dari berbagai sumber.
5)      Mampu menyampaikan pengetahuan yang belum pernah diketahui siswa.
Sedangkan kekurangan metode ceramah adalah sebagai berikut:
1)      Ceramah cenderung pada pola strategis ekspositorik yang berpusat pada guru. Pola interaksi cenderung pada komunikasi satu arah.
2)      Metode ceramah cenderung menempatkan posisi siswa sebagai pendengar dan pencatat.
3)      Proses ceramah berlangsung menurut kecepatan bicara dan logat bahasa yang dipakai oleh guru.
Taniredja, dkk., (2014: 45) menyatakan bahwa ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik. Ada beberapa keunggulan metode ceramah (1) cepat untuk menyampaikan informasi (2) dapat menyampaikan informasi dalam jumlah banyak dengan waktu singkat kepada sejumlah pendengar.
 “Metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan terhadap siswa” (Djamarah dan Zain, 2010: 97).
Kelebihan metode ceramah adalah sebagai berikut:
1)      Guru mudah menguasai kelas.
2)      Mudah mengorganisasikan tempat duduk/ kelas.
3)      Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.
4)      Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
5)      Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
Sedangkan kekurangan  metode ceramah adalah sebagai berikut:
1)      Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
2)      Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.
3)      Menyebabkan siswa menjadi pasif.
Suryosubroto (2009: 156-158) menyatakan bahwa kebaikan metode ceramah antara lain (1) guru dapat menguasai seluruh arah kelas (2) organisasi kelas sederhana. Sedangkan kelemahan metode ceramah (1) guru sukar mengetahui sampai dimana murid-murid telah mengerti pembicaraannya (2) murid sering kali memberi pengertian lain dari hal yang dimaksudkan guru.
2.6  Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang masalah proses pembelajaran pada mata pelajaran fisika menggunakan metode ceramah. Penggunaan metode ceramah sangat relevan diterapkan pada mata pelajaran yang bersifat hafalan dan tidak bersifat konsep. Penggunaan metode ceramah terkadang kurang relevan dengan materi pelajaran yang banyak memerlukan pemahaman konsep. Mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang materinya banyak terdapat pemahaman konsep. Untuk dapat dengan mudah memahami materi tersebut dibutuhkan proses pembelajaran yangdapat mengembangkan pemahaman siswa. Oleh karena itu, untuk dapat mengembangkan pemahaman siswa dibutuhkan metode dan media pembelajaran yang relevan dengan mata pelajaran fisika.
    Cara untuk mengembangkan pemahaman konsep siswa dalam proses pembelajaran, salah satunya dapat diterapkan penggunaan media LCD Proyektor dalam proses pembelajaran. Diharapkandengan penggunaan media LCD proyektor ini siswa dapat dengan mudah memahami materi pelajaran, yaitu dengan memaksimalkan penggunaan inderanya dalam proses pembelajaran.Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan. Materi pelajaran yang bersifat abstrak dapat dijelaskan menjadi lebih konkret menggunakan LCDProyektor.LCDproyektor yang dapat menampilkan materi secara visual dan materi dapat ditampilkan lebih menarik baik dari tulisan maupun gambar, sehingga dapat menarik minat dan perhatian siswa. Melalui penggunaan LCD Proyektor yang diterapkan dalam proses pembelajaran diharapkan memberikan pengaruh terhadap pemahaman dan hasil belajar siswa.
Proses Pembelajaran
Pembelajaran menggunakan Media LCD Proyektor
Pembelajaran tanpa menggunakan Media LCD Proyektor
Hasil Belajar
Berdasarkan teori yang telah diuraikan diatas, diduga pembelajaran menggunakanLCD Proyektor dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Gambar kerangka berfikir dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini:












Gambar 2. Kerangka Berpikir
2.7  Hipotesis
Sugiyono (2012: 96) menyatakan bahwa “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadaprumusan masalah penelitian yang telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ha     :  Terdapat pengaruh penggunaan LCD Proyektor terhadap hasil belajar                                              Mata Pelajaran Fisika kelas XI IPA di  SMA Negeri 4 Kerinci.
Ho     :  Tidak terdapat pengaruh penggunaan LCD Proyektor terhadap Mata Pelajaran Fisika kelas XI IPA di  SMA Negeri 4 Kerinci.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1  Jenis Penelitian
Berdasarkan masalah yang akan diteliti, maka penelitian ini termasuk penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2012: 107) “Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.
Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Design. Jenis eksperimen ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
3.2  Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Mata Pelajaran Fisika kelas XI IPA di  SMA Negeri 4 Kerinci, pada 3 Juli – 1 Agustus 2019. Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2. Rincian Jadwal Penelitian
Kegiatan Penelitian
Jadwal
Uji coba soal tes
12 Juli 2019
Pertemuan I
1.      Tes awal (pretest)
Kelas eksperimen
2.      Tes awal (pretest)
kelas kontrol
15 Juli 2019
Pertemuan II
1.      Kelas eksperimen
2.      Kelas kontrol

17 Juli 2019
18 Juli 2019
Pertemuan III
1.      Kelas eksperimen
2.      Kelas kontrol

24 Juli 2019
25 Juli 2019
Pertemuan IV
1.      Tes akhir (posttest)
Kelas eksperimen
2.      Tes akhir (posttest)
Kelas kontrol

31 Juli 2019

1        Agustus 2019


3.3 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Siswa kelas XI IPA di  SMA Negeri 4 Kerinci yang terdiri dari 3 kelas, yaitu kelas XI IPA 1, XI IPA 2 dan XI IPA 3.
3.4  Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Nonequivalent Control Group Design. Pada rancangan ini, terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan. Setelah diberi perlakuan terdapat posttest. Pada desain ini, kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.
Tabel 3. Rancangan Penelitian
Kelas
Pretest
Perlakuan
Posttest
Eksperimen
O1
X
O2
Kontrol
O3

O4
Sumber: Sugiyono (2012: 116)
Keterangan:
X  : Pembelajaran menggunakan Media LCD Proyektor
O1 : Nilai pretest kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan
O2 : Nilai posttest kelas eksperimen setelah diberi perlakuan
O3 : Nilai pretest kelas kontrol
O4 : Nilai posttest kelas kontrol
3.5  Variabel dan Data
3.5.1        Variabel
Menurut Arikunto (2010: 161) “Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Lubis (2011: 26) menyatakan bahwa “Berdasarkan kedudukannya, variabel terbagi menjadi dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat”. Variabel bebas yaitu variabel yang merupakan penyebab sedangkan variabel terikat yaitu variabel yang menerima akibat dari variabel bebas”. Dalam penelitian ini dapat dikemukakan:
Variabel bebas (X)    : Media LCD Proyektor
Variabel terikat (Y) : Hasil belajar mata pelajaran fisika siswa kelas XI
3.5.2        Data
Menurut Arikunto (2010: 161) “Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta maupun angka”. Data berguna memberikan gambaran tentang sesuatu keadaan, persoalan atau sebagai dasar yang objektif dalam proses pembuatan dan pengambilan keputusan guna memecahkan sesuatu persoalan.
Berdasarkan cara mendapatkannya data dibagi menjadi dua yaitu:
a.       Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau subjek penelitian. Dalam penelitian ini, data primernya adalah hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
b.      Data sekunder adalah data yang terkumpul atau data yang sudah ada. Dalam penelitian ini, data sekundernya adalah nilai siswa yang diperoleh dari guru mata pelajaran Fisika.
3.6  Prosedur Penelitian
Prosedur pada penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap awal, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.
1.      Tahap awal
a.       Peneliti menetapkan waktu dan tempat
b.      Mengajukan surat izin penelitian
c.       Merancang soal tes sebelum memberikan perlakuan
d.      Menyiapkan perangkat pembelajaran (silabus, RPP dan bahan ajar)
e.       Membuat materi pelajaran sesuai dengan silabus dalam bentuk slide (powerpoint)
f.       Melakukan uji validasi soal tes kepada validator
g.      Melakukan uji validasi powerpoint kepada validator
h.      Melakukan uji coba soal tes pada subjek yang berbeda yaitu pada kelas XI IPA 1.
i.        Peneliti melakukan analisis soal tes untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal
2.      Tahap pelaksanaan
a.       Memberikan soal pretest kepada subjek penelitian yaitu kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3
b.      Melakukan  pembelajaran  dengan  menggunakan media LCD Proyektor terhadap kelas eksperimen sedangkan untuk kelas kontrol tidak menggunakan media LCD Proyektor
c.       Memberikan soal posttest kepada siswa kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
4        Tahap akhir
a.       Peneliti melakukan analisis data yang didapat dari hasil pretest dan posttest kelas eksperimen maupun kelas kontrol
b.      Menarik kesimpulan dari hasil analisis data yang telah ditentukan.
  Tabel 4. Skenario Pembelajaran
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
a.      Kegiatan Pendahuluan
·         Guru mengabsensi siswa dan mempersiapkan kelas untuk belajar.
·         Guru menyampaikan informasi tentang materi pelajaran yang akan dipelajari.
·         Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
·         Guru mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan seperti LCD Proyektor, Laptopdan PowerPoint yang akan ditampilkan.
b.      Kegiatan Inti
·         Guru memberikan materi pelajaran yang ditampilkan dengan PowerPointmelalui mediaLCD Proyektor.
·         Setelah memberikan materi pelajaran, guru memberikan kuis yang ditampilkan melalui PowerPoint yang akan dikerjakan secara individu oleh siswa
c.       Kegiatan Penutup
·         Siswa menyimpulkan materi di bawah bimbingan guru
·         Guru mengevaluasi proses pembelajaran.
a.      Kegiatan Pendahuluan
·         Guru mengabsensi siswa dan mempersiapkan kelas untuk belajar.
·         Guru menyampaikan informasi tentang materi pelajaran yang akan dipelajari.
·         Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
·         Guru membersihkan papan tulis dan alat-alat tulis yang akan digunakan.
b.      Kegiatan Inti
·         Guru memberikan materi pelajaran dan menjelaskan dengan metode ceramah kemudian menuliskan materi pada papan tulis.
·         Setelah memberikan materi pelajaran, guru memberikan latihan individu kepada siswa.
c.       Kegiatan Penutup
·         Siswa menyimpulkan materi pelajaran di bawah bimbingan guru
·         Guru mengevaluasi proses pembelajaran.


3.7  Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan teknik pengukuran, alat pengukuran menggunakan tes tertulis. Tes awal (pretest) diberikan kepada siswa sebelum diberi perlakuan. Tes ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa terhadap mata fisika. Setelah diberi perlakuan, siswa melakukan tes akhir (posttest) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.
3.8  Instrumen Penelitian
“Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah” (Arikunto, 2010: 203). Instrumen pada penelitian ini menggunakan soal tes. Untuk mendapatkan instrumen, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Membuat spesifikasi soal tes
2.      Membuat dan menyusun soal sesuai dengan spesifikasi soal tes
3.      Melakukan uji coba soal tes
4.      Melakukan analisis hasil uji coba soal tes
5.      Mengadakan revisi terhadap item yang dirasa kurang baik
Peneliti melakukan uji coba soal tes terhadap siswa kelas XI IPA 1 pada mata pelajaran fisika dengan menggunakan soal tes dengan beberapa analisa sebagai berikut
3.8.1        Validitas
Instrumen (tes) dikatakan valid (sahih) apabila tes tersebut bisamengukur  apa  yang  hendak  diukur.  Validitas  tes  perlu  dilakukanuntuk mengetahui tingkat ketepatan kualitas tes untuk mengukur apayang  seharusnya  diukur. Arikunto (2012:  82) menyatakan bahwa “Sebuahtes dikatakan memiliki validitas isi apabila butir-butir soal yangmembangun tes tersebut mampu mengukur tujuan yang sesuai denganmateri atau isi pelajaran yang diajarkan”. Perhitungan validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Korelasi Product Moment:
Keterangan:
X      = jumlah skor untuk tiap item
Y      = jumlah skor yang diperoleh responden untuk semua pertanyaan
   = total jumlah skor X
   = total jumlah skor Y
  = jumlah skor X dalam kuadrat
  = jumlah skor Y dalam kuadrat
N      = banyaknya responden
Dasar pengambilan keputusan yaitusuatu tes dikatakan valid apabila rhitung  rtabel dan apabila rhitung< rtabel, maka butir tes tersebut dinyatakan tidak valid.
3.8.2        Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena  instrumen tersebut sudah baik. Untuk menguji reliabilitas, peneliti menggunakan rumus Kuder Richardson (KR-20):

= .....................................(Siregar, 2013: 74)
Keterangan:
= reliabilitas instrumen
k       = jumlah butir pertanyaan
      = varians total
p    = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q       = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah q = 1 - p
  = jumlah hasil perkalian antara p dan q
Hasil perhitungan reliabilitas instrumen, dapat diketahui melalui klasifikasi indeks reliabilitas pada tabel 8 di bawah ini.
Tabel 5. Klasifikasi Indeks Reliabilitas
No.
Indeks Reliabilitas
Klasifikasi
1.
0,00 – 0,20
Sangat rendah
2.
0,21 – 0,40
Rendah
3.
0,41 – 0,60
Sedang
4.
0,61 – 0,80
Tinggi

0,81 – 1,00
Sangat tinggi
Sumber: Arikunto (2012: 89)
3.8.3        Menentukan Tingkat Kesukaran Soal (P)
Untuk menentukan tingkat kesukaran soal dapat digunakan rumus:
P =  ...........................................................(Arikunto, 2012: 223)
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Hasil perhitungan reliabilitas instrumen, dapat diketahui melalui klasifikasi indeks reliabilitas pada tabel 9 di bawah ini.
Tabel 6. Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal
No.
Indeks Kesukaran
Klasifikasi
1.
0,00  P < 0,30
Sukar
2.
0,31  P < 0,70
Sedang
3.
0,71  P <1,00
Mudah
Sumber: Arikunto (2012: 225)

3.8.4        Menghitung Daya Pembeda (D)
         Daya pembeda soal untuk menentukan perbedaan siswa yang pandai dengan yang kurang pandai. Daya pembeda dapat dihitung dengan rumus:
D =  ............................ (Arikunto, 2012: 228)
Keterangan:
D =  daya pembeda soal
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan         benar
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan  benar
=  jumlah peserta kelompok atas
 =  jumlah peserta kelompok bawah
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (P sebagai   indeks kesukaran)
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
    Hasil perhitungan reliabilitas instrumen, dapat diketahui melalui klasifikasi indeks reliabilitas pada tabel 10 di bawah ini.
Tabel 7. Klasifikasi Daya Pembeda Soal
No.
Indeks Daya Pembeda
Klasifikasi
1.
0,00  D < 0,20
Jelek
2.
0,21  D < 0,40
Cukup
3.
0,41  D < 0,70
Baik
4.
0,71  D < 1,00
Baik Sekali
  Sumber: Arikunto (2012: 232)
3.9  Teknik Analisis Data
   Pada analisis ini akan ditentukan nilai rata-rata mata pelajaran Mekanika Teknik kelas eksperimen KE dan kelas kontrol KK Kemudian dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terhadap nilai subjek penelitian sebagai berikut:
3.9.1        Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah subjek berasal dari kelompok yang terdistribusi normal. Untuk menguji normalitas menggunakan rumus:
..................................................(Sugiyono, 2012: 107)
Keterangan:
 = Chi Kuadrat
fo   = frekuensi yang diobservasi                      
fh   = frekuensi yang diharapkan
Kriteria uji Chi Kuadrat ):
a.       Jika hitung< tabel, data terdistribusi normal
b.      Jika hitung> tabel, data tidak terdistribusi normal
3.9.2        Uji Homogenitas
Sebelum dilakukan uji hipotesis, maka perlu diuji terlebih dahulu varians subjek homogen atau tidak. Pengujian homogenitas varians digunakan uji F dengan rumus:
F =   .............................................(Sugiyono, 2012: 140)
Kriteria uji F:
a.       Jika Fhitung< Ftabel,  subjek mempunyai varian yang homogen
b.      Jika Fhitung> Ftabel, subjek kelompok  mempunyai varian yang tidak homogen
3.9.3        Uji Hipotesis
 Jika data terdistribusi normal, maka dalam pengujian hipotesis statistik yang digunakan adalah uji t. Uji t bertujuan untuk melihat pengaruh darimasing-masing variabel yaitu pengaruh variabel bebas terhadap variabel akibat. Pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus:
Uji kesamaan dua rata-rata atau uji t
            Keterangan:
= skor rata-rata kelas eksperimen
= skor rata-rata kelas kontrol
 = jumlah siswa kelas eksperimen
 = jumlah siswa kelas kontrol
= varians kelas eksperimen
= varians kelas kontrol
Kriteria uji t:
a.       Jika thitung ttabel  maka Ho ditolak dan Ha diterima.
b.      Jika thitung ttabel  maka Ho diterima dan Ha ditolak.

 








 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar